Selasa, 06 November 2012

A. Persebaran Flora Dan Fauna Di Dunia.

A. Persebaran Flora Di Dunia.

          Pada tahun 1889 C. Hart Meeriem, seorang peneliti biologi alam berpendapat bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah di pengaruhi oleh temperature. Kemudian dapat di buktikan adanya factor kelembaban ternyata lebih berperan daripada factor temperature. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Sebaliknya, semakin kita bergerak ke daerah dengan curah hujan rendah tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan kecil, padang rumput dan akhirnya kaktus atau tanaman padang pasir.
Komunitas Flora secara umum di dunia dapat di bagi menjadi tiga macam yaitu :
A. Hutan, tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar
B. Padang rumput, tumbuhan utama adalah rumpaut
C. Gurun, tumbuhan utama dan kondisi iklimnya

        Setiap jenis komunitas tumbuhan tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa jenis komunitas. Berikut macam komunitas organism tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang
( yang berarti pula penurunan temperaturnya) dalam pembagian mintakat (zona) temperature.

1. Hutan Tropis.

         Di daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan, yang mungkin berbeda dengan yang lain. Hutan-hutan basah tropika di seluruh dunia mempunyai persamaan. Sepanjang tahun hutan cukup mendapatkan air dan keadaan alamnya memungkinkan terjaginya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut kompleks. Misalnya, terdapat di daerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Papua, Afrika Tengah dan Amerika Tengah.
         Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatakan hutan menjadi gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutantersebut secara langsung. Kelembaban selalu tinggi dan tetap dengan rata-rata 25 . Pada hutan bawah tropika selain pepohonan yang tinggi, terdapat tumbuhan yang khas yaitu liana dan epifit. Rotan adalah jenis liana, sedangkan anggrek adalah jenis epifit.

2. Hutan Gurun.

         Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut.

A.  Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
B.  Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim matipada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
         Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara pohon-pohonya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.

3. Taiga.

        Taiga adalah huatan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutam pohon picia, alder (alnus), birch(betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara ( Siberia Utara, Rusia, Ameriaka Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.

4. Padang Rumput.

        Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika samapai ke daerah subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relative basah, seperti yang terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut :
A. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujaan rendah. Jenis tumbuhan yang ada dalah rumput kerdil.
B. Praire(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
C. Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
D. Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah.

5. Gurun.

        Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Keadaan alam dari padang rumput kearah gurun biasanya makin jauh makin gersang. Curah hujan rendah yaitu sekitar 250mm per tahun atau kurang.Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan terjadi penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40 .Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Tumbuhan yang dapat hidup menahun di gurun adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan ir dan penguapan yang cepat. Pada umumnya tumbuha yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau idak berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon.
        Apabila hujan turun,tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi pada musim berikutnya.

6. Tundra.

        Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan di daerah lingkungan kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang dan gelap dan musim panas yang panjang dan serta terang terus menerus. Daerah tundra di kutub dapat ini dapat mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23 ½ °LU/LS. Di daerah ini tidak ada pohon yang tinggi, kalau ada pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichens(lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim pertumbuhan , pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan yang dingin sehingga akan tetap hidup meskipun dalam keadaan beku.

B. Persebran Fauna Di Dunia.

        Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
        Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.

A. Wilayah Ethiopian.

        Wilayah persebaranya meliputi benua afrika, dari sebelah selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika, Badak Afrika, gorilla, baboon, simpanse, jerapah. Mmalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, harimau dan mamalia pemakn serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai nil, mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun kecil. Menurut sejarah puau madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

B. Wilayah Paleartik.

        Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.

C. Wilayah nearktik.
        Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

D. Wilayah Neotropikal.
        Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.

E. Wilayah Oriental.

        Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.

F. Wilayah Australia.

        Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.

G. Wilayah Oceanic.

        Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian.

H. Wilayah Antartik.

        Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.

Senin, 05 November 2012

B. Persebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia.


        Tumbuh - tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang di budi dayakan oleh manusia. Flora atau dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
  • Iklim.
  • Jenis tanah.
  • Relief atau tinggi rendah permukaan bumi.
  • Biotik (pengaruh makhluk hidup). 
   
        Di wilayah Indonesia tumbuh ribuan jenis pohon (flora) dan hidup bermacam-macam hewan atau binatang (fauna). Flora dan fauna Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu flora dan fauna asiatis, peralihan (asli), dan australis. Flora dan fauna asiatis ditemukan di Indonesia bagian barat. Flora dan fauna australis ditemukan di Indonesia bagian timur. Flora dan fauna di Indonesia bagian tengah merupakan flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian ini didasarkan hasil penelitian penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl Weber.

A.   Pesebaran flora di Indonesia

       Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku-pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.

1. Flora Indonesia Barat.     
   
       Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia. Jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut : pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek, dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis, kemenyan, salak, bambu, karet, kelapa sawit, dan rotan nangka, tumbuhan jamu, jarak, kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat, rambutan, dan durian.

2. Flora Indonesia tengah.
  
         Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah. Jenis tumbuhtumbuhan atau flora Indonesia tengah adalah sebagai berikut :eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan anggrek,
markisa, jati, dan rotan lada, sorgum, cokelat, cengkeh, salak, dan jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih
3. Flora Indonesia timur
            Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.

B. Pesebaran fauna di Indonesia
   
         Hewan yang hidup di wilayah Indonesia termasuk hewan asiatis (Indonesia Barat), australis (Indonesia Timur), hewan yang memiliki sifat campuran, dan hewan asli Indonesia. Beberapa hewan yang terdapat di Indonesia termasuk hewan langka sehingga perlu dilindungi.

1. Fauna Indonesia barat
  
       Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

2. Fauna Indonesia tengah
   
     Fauna yang terdapat di Indonesia tengah adalah jenis fauna peralihan antara fauna asiatis dan fauna australis. Selain itu juga terdapat fauna asli Indonesia. Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara

3. Fauna Indonesia timur
   
     Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis.

C. Kerusakan Flora Dan Fauna Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan.


 A. Kerusakan Flora Dan Fauna.

Kerusakan flora dan fauna disebabkan oleh banyak faktor selain faktor alam faktor manusia adalah sebagi pembunuh nomor satu untuk perusak flora dan fauna. Mengapa dikatakan demikian karena hampir 80% kerusakan flora dan fauna disebabkan oleh faktor manusia dan setelah itu baru faktor bencana alam seperti gunung meletus, banjir, gempa bumi, tsunami, badai dsb untuk hal ini memang sudah kehendak dari yang diaats namun untuk kerusakan oleh manusia tidak boleh kita tolerir atau kita birkan karena keberadaan mereka sangat penting bagi kita.
  
Faktor manusia yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna salah stunya adalah pencemaran limbah pabrik yang dibuang ke sungai. Mengapa demikian? Karena air adalah salah satu sarana yang sangat diperlukan flora dan fauna untuk bertahan hidup. Tidak hanya flora dan fauna yang ada di air saja tetapi juga semua yang ada di dunia ini. Dapat dibayangkan apabila air sungai yang hitam pekat dan berbau apakah mungkin ada ikan sungai dan tumbuhan sungai dapat hidup dan bertahan lama. Mungkin apabila hewan dan tumbuhan tersebut hidup, umurnya tidak akan lama karena air tersebut mengandung banyak sekali zat-zat kimia yang dapat merusak kelangsungan hidup flora dan fauna. Sebagai contoh limbah pabrik yang dibuang di sungai di kawasan industri di bandung selatan atau tepatnya di margahyu warna sungainya begitu hitam pekat dan berbau busuk. Hal ini yang harus segera kita tuntaskn bersama-sama dengan pemerintah untuk menindak tegas para pengusaha yang tetap membuang limbah pabriknya ke sungai itu semua demi kelangsungan ekosistem flora dan fauna.
  
Selain Pencemaran air limbah pabrik kesungai hal lainnya yang dapat merusak kelangsungan hidup flora dan fauna adalah pembangunan REAL ESTATE yang berada di daerah yang seharusnya menjadi habitat mereka seperti di daerah pegunungan. Salah satu faktor yang menyebabkan pembangunan real estate di daerah tersebut karena di daerah tersebut merupakan daerah yang asri, sejuk, tenang, damai namun justru hal tersebut yang membuat flora dan fauna tidak tentram dan damai karena hewan-hewan yang tadinya mereka bertempat tinggal di situ harus terusir karena pembangunan tersebut belum lagi tumbuh-tumbuhan yang harus di tebas dengan kejamnya kalupun masih ada yang tumbuhan mungkin tidak sebanyak dulunya dan hnya di pakai sebagai hiasan atau keindahan semata. Sebagi contoh real estate yang ada di kawasan bandung utara yang dulunya surga bagi flora dan fauna kini telah berubah menjadi tempa tidur yang nyaman bagi kaum berpunya. Untuk itu pengurangan atau pembatasan ijin untuk mendirikan real estate harus segera dibatasi supaya kelangsungan hidup flora dan fauna tetap terjaga. 
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh kita dan pemerintah adalah dengan pembuatan cagar alam. Dengan demikian flora dan fauna dapat terlindungi oleh suaka alam dan suaka marga satwa tersebut sehingga flora dan fauna yang diambang kepunahan dapat terslamtkan. Dengan suaka-suaka tersebut setidaknya kita tidak hanya mendapatkan flora dan fauna selamat tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi pemernitah yaitu dengan dijadikan daerah wisata. Jadi dengan demikian flora dan fauna tetap terslamtkan dan pendaptan tetap ada. Dengan kata lain flora fauna untung bangsa untung. MARI KITA SLAMATKAN FLORA DAN FAUNA!!!!!

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh kita dan pemerintah adalah dengan pembuatan cagar alam. Dengan demikian flora dan fauna dapat terlindungi oleh suaka alam dan suaka marga satwa tersebut sehingga flora dan fauna yang diambang kepunahan dapat terslamtkan. Dengan suaka-suaka tersebut setidaknya kita tidak hanya mendapatkan flora dan fauna selamat tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi pemernitah yaitu dengan dijadikan daerah wisata. Jadi dengan demikian flora dan fauna tetap terslamtkan dan pendaptan tetap ada. Dengan kata lain flora fauna untung bangsa untung. MARI KITA SLAMATKAN FLORA DAN FAUNA!!!!!.

Selain Pencemaran air limbah pabrik kesungai hal lainnya yang dapat merusak kelangsungan hidup flora dan fauna adalah pembangunan REAL ESTATE yang berada di daerah yang seharusnya menjadi habitat mereka seperti di daerah pegunungan. Salah satu faktor yang menyebabkan pembangunan real estate di daerah tersebut karena di daerah tersebut merupakan daerah yang asri, sejuk, tenang, damai namun justru hal tersebut yang membuat flora dan fauna tidak tentram dan damai karena hewan-hewan yang tadinya mereka bertempat tinggal di situ harus terusir karena pembangunan tersebut belum lagi tumbuh-tumbuhan yang harus di tebas dengan kejamnya kalupun masih ada yang tumbuhan mungkin tidak sebanyak dulunya dan hnya di pakai sebagai hiasan atau keindahan semata. Sebagi contoh real estate yang ada di kawasan bandung utara yang dulunya surga bagi flora dan fauna kini telah berubah menjadi tempa tidur yang nyaman bagi kaum berpunya. Untuk itu pengurangan atau pembatasan ijin untuk mendirikan real estate harus segera dibatasi supaya kelangsungan hidup flora dan fauna tetap terjaga.

Faktor manusia yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna salah stunya adalah pencemaran limbah pabrik yang dibuang ke sungai. Mengapa demikian? Karena air adalah salah satu sarana yang sangat diperlukan flora dan fauna untuk bertahan hidup. Tidak hanya flora dan fauna yang ada di air saja tetapi juga semua yang ada di dunia ini. Dapat dibayangkan apabila air sungai yang hitam pekat dan berbau apakah mungkin ada ikan sungai dan tumbuhan sungai dapat hidup dan bertahan lama. Mungkin apabila hewan dan tumbuhan tersebut hidup, umurnya tidak akan lama karena air tersebut mengandung banyak sekali zat-zat kimia yang dapat merusak kelangsungan hidup flora dan fauna. Sebagai contoh limbah pabrik yang dibuang di sungai di kawasan industri di bandung selatan atau tepatnya di margahyu warna sungainya begitu hitam pekat dan berbau busuk. Hal ini yang harus segera kita tuntaskn bersama-sama dengan pemerintah untuk menindak tegas para pengusaha yang tetap membuang limbah pabriknya ke sungai itu semua demi kelangsungan ekosistem flora dan fauna. 

B.      Faktor Penyebab dan bentuk kerusakan flora dan fauna.

1.  Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam.
 
        Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
         Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
 
a. Letusan gunung berapi.

         Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

b. Gempa bumi.

         Bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

c. Angin topan.

         Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
 
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia.

         Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan hidup flora dan fauna. Salah satunya adalah pencemaran limbah pabrik yang dibuang ke sungai. 

C. Konservasi Flora Dan Fauna Di Indonesia.

1. Kawasan suaka margasatwa.
2. Kawasan cagar alam.
3. Suaka margasatwa.
4. Kawasan pelestarian alam.
5. Taman buru.
6. Taman nasional.
7. Taman hutan raya.
8. Taman wisata alam.
9. Taman laut.